Puasa erat kaitannya dengan kesehatan. Berpuasa dapat memberikan efek fisiologis yang cukup positif seperti menurunkan kadar gula dalam darah. Apabila gula darah turun, cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati akan digunakan. Puasapun dapat mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah. Karena itu, berpuasa justru direkomendasikan untuk perawatan para penderita diabetes non-insulin, obesitas, dan hipertensi pada tingkat ringan dan moderat. Saat bulan puasa, kita juga dilatih untuk makan dengan teratur dan disiplin. Seolah kita punya jadwal makan yang pasti, yakni, saat buka dan sahur. Namun meskipun frekuensi makan atau waktu makan kita berkurang selama bulan puasa, kita dituntut untuk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Oleh karena itu, perlu strategi untuk mengatur pola dan menu makan kita sehingga energi tetap tersedia untuk aktivitas sehari-hari namun puasa tetap jalan alias tidak bolong-bolong.
Buka :. Makan yang manis-manis. Mengapa? Karena kita membutuhkan energi dalam jumlah yang cukup secara cepat/instan. Cari makanan yang mudah diserap dan dikonversi jadi energi. Misalnya teh manis hangat. Sebaiknya jangan minum yang dingin. Memang terasa sangat menyegarkan.namun akan membuat perut kita kaget. Segela air dan dua butir kurma juga cukup karena kurma mengandung gula-gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Dua tiga buah pisang juga boleh. Nasi agak lama diserap dan dikonversi jadi energi sehingga tidak disarankan untuk makan nasi saat buka puasa.
Segerakan berbuka namun bukan berarti langsung semua yang ada di meja kita sikat habis. Jangan langsung makan banyak sekaligus karena perut membutuhkan adaptasi. Sebaiknya makan berat dilakukan setelah sholat maghrib atau isya. Namun kalau mau makan sesudah maghrib, sebaiknya secukupnya saja sesuai porsi normal. Jangan sampai kalau kita sholat isya atau tarawih terkantuk-kantuk.
Sahur : Makan makanan yang seimbang. Bukan berarti karena sahur adalah makanan terakhir sebelum kita melakukan ibadah puasa, kita makan sebanyak-banyaknya. Memperbanyak nasi saat sahur tidak berpengaruh bagi daya tahan tubuh selama puasa karena nasi dan sumber karbohidrat lain termasuk makanan yang cepat dicerna habis oleh tubuh kita. Justru perbanyak makanan berserat karena, selain baik untuk pencernaan kita, serat akan memberikan efek kenyang lebih lama. Serat seperti yang kita ketahui, dapat diperoleh dengan makan buah dan sayur. Cukup protein dan lemak (seimbang). Bukan berarti dengan frekuensi makan yang berkurang saat puasa, kebutuhan kita akan protein, lemak, dan serat tidak dapat kita penuhi, betul?
Minum secara bertahap sehingga total kita minum 8 gelas sehari. Nah, pas sahur, minum 2-4 gelas air putih. Oh iya, jangan lupa bagi yang sakit, minum obat saat sahur dan berbuka.
Yang penting jangan bangun kesiangan atau bahkan lupa sahur!! Kalau bangun kesiangan nih, misalkan seperempat jam sebelum imsak, kita pasti makan dengan terburu-buru. Selain makannya tidak cukup banyak, makanan juga tidak tercerna dengan baik. Kalau lupa sahur bagaimana? Lupa sahur bisa dimaklumi asal jangan dua tiga hari berturut-turut.
Selain mengatur pola makan, jangan lupa olah raga dan istirahat yang cukup lho agar tetap sehat dan bugar selama puasa. dan terakhir, Olah raga ringan dapat dilakukan saat pagi hari atau sore hari menjelang berbuka. supaya tetap prima di saat puasa.
Buka :. Makan yang manis-manis. Mengapa? Karena kita membutuhkan energi dalam jumlah yang cukup secara cepat/instan. Cari makanan yang mudah diserap dan dikonversi jadi energi. Misalnya teh manis hangat. Sebaiknya jangan minum yang dingin. Memang terasa sangat menyegarkan.namun akan membuat perut kita kaget. Segela air dan dua butir kurma juga cukup karena kurma mengandung gula-gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Dua tiga buah pisang juga boleh. Nasi agak lama diserap dan dikonversi jadi energi sehingga tidak disarankan untuk makan nasi saat buka puasa.
Segerakan berbuka namun bukan berarti langsung semua yang ada di meja kita sikat habis. Jangan langsung makan banyak sekaligus karena perut membutuhkan adaptasi. Sebaiknya makan berat dilakukan setelah sholat maghrib atau isya. Namun kalau mau makan sesudah maghrib, sebaiknya secukupnya saja sesuai porsi normal. Jangan sampai kalau kita sholat isya atau tarawih terkantuk-kantuk.
Sahur : Makan makanan yang seimbang. Bukan berarti karena sahur adalah makanan terakhir sebelum kita melakukan ibadah puasa, kita makan sebanyak-banyaknya. Memperbanyak nasi saat sahur tidak berpengaruh bagi daya tahan tubuh selama puasa karena nasi dan sumber karbohidrat lain termasuk makanan yang cepat dicerna habis oleh tubuh kita. Justru perbanyak makanan berserat karena, selain baik untuk pencernaan kita, serat akan memberikan efek kenyang lebih lama. Serat seperti yang kita ketahui, dapat diperoleh dengan makan buah dan sayur. Cukup protein dan lemak (seimbang). Bukan berarti dengan frekuensi makan yang berkurang saat puasa, kebutuhan kita akan protein, lemak, dan serat tidak dapat kita penuhi, betul?
Minum secara bertahap sehingga total kita minum 8 gelas sehari. Nah, pas sahur, minum 2-4 gelas air putih. Oh iya, jangan lupa bagi yang sakit, minum obat saat sahur dan berbuka.
Yang penting jangan bangun kesiangan atau bahkan lupa sahur!! Kalau bangun kesiangan nih, misalkan seperempat jam sebelum imsak, kita pasti makan dengan terburu-buru. Selain makannya tidak cukup banyak, makanan juga tidak tercerna dengan baik. Kalau lupa sahur bagaimana? Lupa sahur bisa dimaklumi asal jangan dua tiga hari berturut-turut.
Selain mengatur pola makan, jangan lupa olah raga dan istirahat yang cukup lho agar tetap sehat dan bugar selama puasa. dan terakhir, Olah raga ringan dapat dilakukan saat pagi hari atau sore hari menjelang berbuka. supaya tetap prima di saat puasa.
0 komentar:
Post a Comment